Powered by Blogger.

MAKANAN MENGANDUNG BAHAN KIMIA

BAB I
PENDAHULUAN


I.1 Latar Belakang

Makanan merupakan sumber energi utama bagi tubuh seseorang. Dalam kegiatan sehari-hari, setiap manusia membutuhkan energi yang besar dan umumnya, energi ini berasal dari makanan. Makanan ini masuk ke system metabolisme pada tubuh manusia agar dapat dihasilkan energi. Sebenarnya dalam setiap makanan tidak terlepas dari unsur kimia. Namun, yang membedakannya adalah pengaruh dari bahan atau senyawa kimia itu berbeda-beda terhadap kesehatan seseorang. Setiap makanan memiliki komposisinya yang berbeda, sehingga kandungan energi yang dihasilkan pun berbeda-beda. Makanan ini sebagian besar mengandung karboridrat, protein, vitamin, dan lain-lain.
Dalam pemenuhan kebutuhan makanan setiap manusia memiliki selera yang berbeda-beda dalam memilih makanan. Dalam pemilihan makanan ini, banyak dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain: rasa makanan, bau makanan, dan daya tarik luar dari makanan seperti tampilan warnanya. Hal ini mendorong para penyedia makanan menggunakan bahan-bahan tambahan lain yang dapat menambah daya tarik makanan tersebut. Bahan-bahan tersebut dapat bersifat alami dan buatan. Agar dapat lebih mudah dan murah, para penyedia makanan banyak yang menggunakan penambah buatan tidak alami. Penambah buatan ini dapat saja disalahunakan dengan penggunaan penambah yang bukan untuk makanan dan penggunaannya secara berlebihan. zat kimia pada makanan umumnya dikenal dengan sebagai zat aditif makanan. Selain itu tidak sedikit pihak tertentu yang menggunakan bahan kimia hanya untuk mendapat keuntungan sendiri tanpa memikirkan akibat buruk pada konsumen karena perbuatannya. Dalam hal ini, terlihat sangat sedikitnya penyebaran informasi mengenai penggunaan zat kimia pada makanan.





I.2 Teori

Makanan pokok kita mengandung karbohidrat, protein, kalsium, zat besi, vitamin dan yang lainnya. Namun, dalam pengolahannya banyak ditambahkan bahan-bahan kimia lain yang secara sengaja ataupun tidak disengaja ditambahkan. Bahan kimia tambahan pada makanan umumnya dikenal sebagai zat aditif makanan. Zat aditif ini dapat menambah rasa, aroma, dan warna yang dapat menarik selera para konsumen.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan. Zat aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping misalnya: gatal-gatal, dan kanker. Beberapa macam zat aditif makanan ini antara lain: zat pewarna, penyedap, pemanis buatan dan lain-lain.
Zat aditif yang ditambahkan pada makanan ini dapat memberi keuntungan pada kesehatan manusia. Penggunaan zat aditif memiliki keuntungan meningkatkan mutu makanan dan pengaruh negatif bahan tambahan pangan terhadap kesehatan. Agar makanan dapat tersedia dalam bentuk yang lebih menarik dengan rasa yang enak, rupa dan konsentrasinya baik serta awet maka perlu ditambahkan bahan makanan atau dikenal dengan nama lain “food additive”.
Namun, penggunaan zat kimia pada makanan dapat juga menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan karena tidak sesuai standar kesehatan. Misalnya saja penggunaan peptisida pada tanaman sayuran dan pengawet serta penyedap makanan yang mengandung zat aditif sintetik dan berbahaya bagi kesehatan tubuh. Dalam hal ini, pemerintah belum bertindak tegas sepenuhnya. Hal ini terlihat dari masih banyaknya produk-produk makanan yang masih menggunakan zat kimia berbahaya dan juga penggunaan monosodium glutamate pada makanan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan kurangnya pengawasan dan minimnya penyebaran informasi mengenai zat aditif oleh pemerintah pada masyarakat umum.
Penggunaan bahan makanan pangan tersebut di Indonesia telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Undang-undang, Peraturan Menteri Kesehatan dan lain-lain

10
disertai dengan batasan maksimum penggunaannya. Di samping itu UU Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan Pasal 10 ayat 1 dan 2 beserta penjelasannya erat kaitannya dengan bahan tambahan makanan yang pada intinya adalah untuk melindungi konsumen agar penggunaan bahan tambahan makanan tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan.
Namun demikian penggunaan bahan tambahan makanan tersebut yang melebihi ambang batas yang ditentukan ke dalam makanan atau produk-produk makanan dapat menimbulkan efek sampingan. Tubuh manusia mempunyai batasan maksimum dalam mentolerir seberapa banyak konsumsi bahan tambahan makanan yang disebut ADI atau Acceptable Daily Intake. ADI menentukan seberapa banyak konsumsi bahan tambahan makanan setiap hari yang dapat diterima dan dicerna sepanjang hayat tanpa mengalami resiko kesehatan.
















BAB II
PEMBAHASAN

II. 1 ZAT ADITIF MAKANAN
Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.


1
Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adakah semua bahan kimia yang dimasukkan dalam makanan guna untuk meningkatkan kualitas, keenakan, keunikan makanan, dan lain-lain. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman nenek moyang kita. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis.
Macam-macam Zat Aditif Makanan
Bahan aditif makanan dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok tertentu tergantung kegunaanya, diantaranya:

2
Zat Pewarna
Adalah bahan yang dapat memberi warna pada makanan, sehingga makanan tersebut lebih menarik. Tartrazin adalah pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140. Bahan pewarna makanan alami diantaranya adalah daun pandan.
Contoh pewarna alami:
a. Anato (orange)
b. Karamel (cokelat hitam)
c. Beta karoten (kuning)
d. Klorofil (hijau)
Contoh pewarna sintetik:
a. Biru berlian (biru)
b. Coklat HT (coklat)
c. Eritrosit (merah)
d. Hijau FCF (hijau)
Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa
Zat aditif ini dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa dan aroma makanan.



3
1. Penyedap rasa dan aroma (flavour)
Penyedap rasa dan aroma yang banyak digunakan berasal dari golongan ester.
Contoh: Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel), butil butirat (rasa nanas), isobutil propionat (rasa rum)
2. Penguat rasa (flavour echancer)
Bahan penguat rasa atau penyedap makanan yang paling banyak digunakan adalah MSG (Monosodium Glutamate) yang sehari-hari dikenak dengan nama vetsin. MSG sebagai penguat rasa makanan dan juga untuk melezatkan makanan. MSG merupakan zat aditif makanan buatan, sedangkan yang alami diantaranya adalah bunga cengkeh.
3. Zat pemanis buatan
Bahan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya sakarin(kemanisannya 500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), dan natrium siklamat (kemanisannya 50x gula) dan serbitol.


4
4. Pengawet
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan mikroorganisme. Zat pengawet dimaksudkan untuk memperlambat oksidasi yang dapat merusak makanan. Ada dua jenis pengawet makanan yaitu alami dan sintetik (buatan). Pengawet yang paling aman adalah bahan-bahan alam, misalnya asam cuka (untuk acar), gula (untuk manisan), dan garam (untuk asinan ikan/telur). Selain itu beberapa bahan alam misalnya saja penambahan air jeruk atau air garam yang dapat digunakan untuk menghambat terjadinya proses reaksi waktu coklat (browing reaction) pada buah apel.



5
Contoh bahan pengawet dan penggunaannya:
• Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk minuman ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan caos.
• Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging olahan dan keju.
• Natrium nitrit (NaNo2), untuk daging olahan, daging awetan dan kornet kalangan.
• Asam propionate, untuk roti dan sediaan keju olahan.
5. Anti oksidan
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi. Contoh:
• Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah kalangan.
• Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan
• Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan, margarine dan mentega.

6
6. Pengemulsi, pemantap, dan pengental
Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Gom Arab adalah bahan aditif alami yang gunanya untuk mengemulsi minyak dan air agar dapat bersatu. Garam alginat dan gliserin marupakan bahan adtif buatan yang digunakan untuk menstabilkan dan memekatkan suatu makanan sehinggga dapat membuat makanan bertekstur lembut dan rata
Contoh: agar-agar, gelatin, dan gom arab
7. Pemutih dan pematang tepung
Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat
8. Pengatur keasaman
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan.


7
Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, ammonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat
9. Anti kempal
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk.
Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)
10. Pengeras
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.
Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan).
11. Sekuestran
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan.
Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA.


8
12. Penambah gizi
Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaiki gizi makanan.
Contohnya: Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.
Secara umum, penggunaan zat aditif makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
(a) Aditif sengaja, yaitu aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti untuk meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa, dan lain sebagainya.
(b) Aditif tidak sengaja, yaitu aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan.
Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin, asam sitrat, dan lain-lain, dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, seperti karoten, asam askorbat, dan lain-lain.

9
Pada umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan, yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun demikian ada kelemahannya yaitu sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan, dan kadang-kadang bersifat karsinogen yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan dan manusia.
Keuntungan zat aditif
Penggunaan zat aditif memiliki keuntungan meningkatkan mutu makanan dan pengaruh negatif bahan tambahan pangan terhadap kesehatan.
Agar makanan dapat tersedia dalam bentuk yang lebih menarik dengan rasa yang enak, rupa dan konsentrasinya baik serta awet maka perlu ditambahkan bahan makanan atau dikenal dengan nama lain “food additive”.




11
Efek samping
Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain. Maka dari itu pemerintah menagtur penggunaan bahan aditif makanan scara ketat dan juga melarang pengguanaan bahan aditif makanan tertentu jika dapat menimbulakan masalah kesehatan yang berbahaya. Pemerintah juga melakukan berbagai penelitian guna menemukan bahan aditif makanan yang aman dan murah.
Jika kamu mengonsumsi zat aditif buatan pada makanan dalam jumlah berlebih dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan antara lain :
1. Formalin: Kanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem saraf.


12
2. Boraks: Mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.
3. Natamysin: Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
4. Kalium Asetat: Kerusakan fungsi ginjal.
5. Nitrit dan Nitrat: Keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
6. Kalsium Benzoate: Memicu terjadinya serangan asma.
7. Sulfur Dioksida: Perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
8. Kalsium dan Natrium propionate: Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
9. Natrium metasulfat: Alergi pada kulit



13
Nama Zat Pewarna dan Penyakit yang ditimbulkan :
1. Rhodamin B (pewarna tekstil): Kanker dan menimbulkan keracunan pada paru-paru, tenggorokan, hidung, dan usus.
2. Tartazine: Meningkatkan kemungkinan hyperaktif pada masa kanak-kanak.
3. Sunset Yellow: Menyebabkan kerusakan kromosom
4. Ponceau 4R: Anemia dan kepekatan pada hemoglobin.
5. Carmoisine (merah): Menyebabkan kanker hati dan menimbulkan alergi.
6. Quinoline Yellow: Hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid.
Nama Zat Pemanis dan Penyakit yang ditimbulkan
1. Siklamat : Kanker (Karsinogenik)
2. Sakarin : Infeksi dan Kanker kandung kemih
3. Aspartan : Gangguan saraf dan tumor otak


14
4. Semua pemanis buatan : Mutagenik
Nama Penyedap rasa dan Penyakit yang ditimbulkan
Mono natrium Glutamat dan Monosodium Glutamat: Kelainan hati, trauma, Hipertensi, Stress, Demam tinggi, Mempercepat proses penuaan, Alergi kulit, Mual, Muntah, Migren, Asma, Ketidakmampuan belajar, Depresi.
Tips Sehat:
a. Usahakan bawa makanan dari rumah
b. Biasakan sarapan agar tidak terlalu banyak jajan
c. Banyak mengkonsumsi sayur, buah dan banyak minum air putih
d. Olahraga teratur
e. Cuci tangan sebelum makan
f. Tidak jajan di luar kantin sekolah
g. Teliti sebelum membeli makanan :
• Amati warna
• Cicipi rasa makanan tersebut. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam,


15
• Perhatikan kualitas makanan dan tanggal kadaluarsa.
• Bau apek atau tengik menandakan bahwa makanan sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
• Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan.
Beberapa Contoh Zat Aditif
Zat aditif makanan telah dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan makanan, berikut adalah beberapa contoh zat aditif :

Zat aditif Contoh Keterangan
Pewarna Daun pandan (hijau), kunyit (kuning), buah coklat (coklat), wortel (orange) Pewarna alami
Sunsetyellow FCF (orange), Carmoisine (Merah), Brilliant Blue FCF (biru), Tartrazine (kuning), dll Pewarna sintesis
Pengawet Natrium benzoat, Natrium Nitrat, Asam Sitrat, Asam Sorbat, Formalin Terlalu banyak mengkonsumsi zat pengawet akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit
Penyedap Pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar Penyedap alami
Mono-natrium glutamat/vetsin (ajinomoto/sasa), asam cuka, benzaldehida, amil asetat, dll Penyedap sintesis
Antioksidan Butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol Mencegah Ketengikan
Pemutih
Hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, natrium hipoklorit -
Pemanis bukan gula Sakarin, Dulsin, Siklamat Baik dikonsumsi penderita diabetes, Khusus siklamat bersifat karsinogen
Pengatur keasaman Aluminium amonium/kalium/natrium sulfat, asam laktat Menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan makanan
Anti Gumpal Aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida Ditambahkan ke dalam pangan dalam bentuk bubuk

II. 2 PENYEDAP MAKANAN MONOSODIUM GLUTAMAT
Kelezatan suatu hidangan dapat menambah gairah santap. Berbagai carapun dilakukan untuk menghasilkannya. Salah satunya dengan menambahkan sedikit bahan penyedap rasa instan. Penyedap rasa instan ini mudah didapat, harganyapun murah. Dari semua zat penting dalam makanan Glutamate merupakan salah satu komponen utama yang memberikan rasa lezat pada makanan.

18
Monosodium Glutamate adalah zat penambah rasa pada makanan yang dibuat dari hasil fermentasi zat tepung dan tetes dari gula beet atau gula tebu. Ketika MSG ditambahkan pada makanan, dia memberikan fungsi yang sama seperti Glutamate yaitu memberikan rasa sedap pada makanan. MSG sendiri terdiri dari air, sodium dan Glutamate. Kandungan sodium pada MSG tidak tinggi hanya satu sampai tiga persen sodium. Sedangkan sodium pada garam dapur jumlahnya lebih banyak. Perbandingan jumlah sodium pada MSG dan garam dapur adalah (13% : 40%). Namun 12 g MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual.
19
Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan. Untuk menggantikan MSG, kita dapat memberi sedikit gula pasir pada masakan, karena gula pasir juga dapat memberi efek gurih pada masakan.

II. 3 ZAT PENGAWET ASAM BENZOAT
Asam benzoat adalah zat pengawet yang sering dipergunakan dalam saos dan sambal. Asam benzoat disebut juga senyawa antimikroba karena tujuan penggunaan zat pengawet ini dalam kedua makanan tersebut untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri terutama untuk makanan yang telah dibuka dari kemasannya. Jumlah maksimum asam benzoat yang boleh digunakan adalah 1000 ppm atau 1 gram per kg bahan (permenkes No 722/Menkes/per/1X/1988). Pembatasan penggunaan asam benzoat ini bertujuan agar tidak terjadi keracunan.

20
Konsumsi yang berlebihan dari asam benzoat dalam suatu bahan makanan tidak dianjurkan karena jumlah zat pengawet yang masuk ke dalam tubuh akan bertambah dengan semakin banyak dan seringnya mengkonsumsi. Lebih-lebih lagi jika dibarengi dengan konsumsi makanan awetan lain yang mengandung asam benzoat. Asam benzoat mempunyai ADI 5 mg per kg berat badan (hanssen, 1989 dalam Warta Konsumen, 1997). Asam benzoat berdasarkan bukti-bukti penelitian menunjukkan mempunyai toksinitas yang sangat rendah terhadap manusia dan hewan. Pada manusia, dosis racun adalah 6 mg/kg berat badan melalui injeksi kulit tetapi pemasukan melalui mulut sebanyak 5 sampai 10 mg/hari selama beberapa hari tidak mempunyai efek negatif terhadap kesehatan.
II. 4 ZAT PEWARNA RHODAMINE B


21

Zat pewarna makanan alami sejak dulu telah dikenal dalam industri makanan untuk meningkatkan daya tarik produk makanan tersebut, sehingga konsumen tergugah untuk membelinya. Namun celakanya sudah sejak lama pula terjadi penyalahgunaan dengan adanya pewarna buatan yang tidak diizinkan untuk digunakan sebagai zat aditif. Contoh yang sering ditemui di lapangan dan diberitakan di beberapa media massa adalah penggunaan bahan pewarna Rhodamine B, yaitu zat pewarna yang lazim digunakan dalam industri tekstil, namun digunakan sebagai pewarna makanan.
Berbagai penelitian dan uji telah membuktikan bahwa dari penggunaan zat pewarna ini pada makanan dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati. Pada uji terhadap mencit, diperoleh hasil ; terjadi perubahan sel hati dari normal menjadi nekrosis dan jaringan disekitarnya mengalami disintegrasi atau disorganisasi.


22
Kerusakan pada jaringan hati ditandai dengan terjadinya piknotik (sel yang melakukan pinositosis ) dan hiperkromatik (pewarnaan yang lebih kuat dari normal) dari nukleus. Degenerasi lemak dan sitolisis dari sitoplasma. Batas antar sel tidak jelas, susunan sel tidak teratur dan sinusoid tidak utuh. Semakin tinggi dosis yang diberikan, maka semakin berat sekali tingkat kerusakan jaringan hati mencit. Secara statistik, terdapat perbedaan yang nyata antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dalam laju rata-rata pertambaan berat badan mencit.
Berikut ini adalah nama-nama lain dari Rhodamine B:
• Acid Bruliant Pink B
• ADC Rhodamine B
• Aizen Rhodamine BH
• Aizen Rhodamine BHC
• Akiriku Rhodamine B
• Briliant Pink B
• Calcozine Rhodamine BL
• Calcozine Rhodamine BX
• Calcozine Rhodamine BXP
• Cerise Toner
• [9-(orto-Karboksifenil)-6-(dietilamino)-3H-xantin-3-ylidene]dietil ammonium klorida • Cerise Toner X127
• Certiqual Rhodamine
• Cogilor Red 321.10
• Cosmetic Briliant Pink Bluish D conc
• Edicol Supra Rose B
• Elcozine rhodamine B
• Geranium Lake N
• Hexacol Rhodamine B Extra
• Rheonine B
• Symulex Magenta
• Takaoka Rhodmine B
• Tetraetilrhodamine

II. 5 FORMALIN

Formalin adalah formaldehida yang dilarutkan dalam air. Formaldehida ditemukan August Wilhelm von Hofman pada tahun 1868 ketika ia mengalirkan uap methanol dan air di atas spiral platinum yang panas. Namun, fungsinya sebagai disinfektan (pembasmi kuman) baru ditemukan pada tahun 1888.
Dalam industri, Formaldehida digunakan sebagai bahan baku untuk membuat polimer getah (resin

24
polymer), yang merupakan bahan baku dari benda-benda di sekitar kita yang kita butuhkan untuk hidup nyaman dalam era modern ini. Misalnya, furniture, casing telepon, cat, komponen mobil, tekstil, dst. Formaldehida bahkan digunakan sebagai pengawet kosmetik dan antiseptik di industri farmasi.
Formaldehida dapat menghambat enzim DNAse yang menyebabkan proses dekomposisi(perusakan) DNA sehingga formaldehida digunakan sebagai bahan pengawet. Dengan terhambatnya kerja DNAse, membran sel menjadi stabil dan perusakan sel (cell lysis) tidak terjadi. Formaldehida juga dapat membuat “jembatan amine” yang menghubungkan asam amino satu dengan yang lain, sehingga bisa mengganggu metabolisme sel hidup. Inilah sebabnya formaldehida sangat ampuh membunuh kuman-kuman dan sering digunakan sebagai disinfektan.
Kemampuan formaldehida dalam mengawetkan dan membunuh kuman, menyebabkan penyalahgunaannya sebagai bahan pengawet

25
makanan seperti tahu ataupun mie basah. Seperti kita ketahui, mikroba dapat tumbuh dengan subur dan pesat di lingkungan berprotein tinggi seperti tahu yang dibuat dari sari kacang kedelai. Ada pula pedagang yang menggunakannya untuk mengawetkan ikan yang dijual di pasar, sehingga tidak cepat rusak dan tidak dikerumuni lalat. Permen White Rabbit Candy adalah permen susu (milk candy), dan mungkin inilah sebabnya si produsen tergoda untuk menambahkan formalin untuk mencegah kerusakan.
Formalin menyerang kelenjar mukosa pada tubuh manusia, sentuhannya menimbukan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh NCI (National Cancer Institute) di Amerika menunjukkan bahwa para petugas anatomis (pembuat preparat biologi dari makhluk hidup untuk penelitian) atau yang bekerja di pengawetan mayat, lebih beresiko terkena kanker otak dan leukemia. Penelitian lain juga menunjukkan kaitan formaldehida dengan resiko kanker saluran pernafasan (hidung dan tenggorokan).
26






28
II. 6 MELAMIN DALAM PRODUK MAKANAN
Melamin belum lama ini ditemukan dalam produk-produk susu di berbagai negara. Bahkan melamin telah membuat sakit hampir 300 ribu bayi di China dan menewaskan setidaknya enam bayi di negeri itu. Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO oleh karenanya merasa perlu untuk menetapkan batas aman level melamin dalam makanan dan minuman. Menurut WHO, kecuali susu formula bayi, sedikit kandungan zat kimia tersebut dalam makanan tidak berbahaya bagi kesehatan. Ditetapkan bahwa maksimum 0,2 miligram melamin per kilogram berat badan bisa ditolerir setiap hari (News.com.au, Sabtu, 6/12/2008).

29
Melamin adalah basa organik dengan rumus kimia C3H6N6. Zat ini merupakan trimer dari cyanida. Bersama dengan formaldehyde melamin digunakan untuk memproduksi resin melamin, plastik yang sangat tahan panas, dan busa melamin, produk polimer pembersih. Melamin juga merupakan metabolit dari cyromazine, salah satu senyawa pestisida.
Mengapa melamin ditambahkan pada produk susu untuk bayi?
Di Cina, dimana hal itu telah terjadi, untuk menambah volume susu murni maka biasanya ditambahkan air. Pengenceran ini mengakibatkan konsentrasi proteinnya menjadi turun. Pabrik-pabrik yang menggunakan bahan dasar susu murni (misalnya susu formula untuk bayi) biasanya menganalisa kadar proteinnya menggunakan metode kjeldahl yang mengukur jumlah nitrogen dan kemudian dikonversi menjadi jumlah protein dengan suatu tetapan standar. Dengan demikian penambahan melamin akan menaikkan kandungan nitrogen susu murni sehingga seolah-olah susu itu memiliki kadar protein yang tinggi.
30
Efek melamin pada kesehatan manusia
Meskipun belum ada penelitian tentang efek melamin pada manusia, namun demikian hasil penelitian terhadap hewan akan dapat digunakan sebagai acuan bagaimana efeknya terhadap manusia. Melamin mempunyai LD50 >3000 mg/kg berdasar data percobaan terhadap
tikus. Data dari eksperimen terhadap hewan menunjukkan melamin dapat menyebabkan terjadinya batu pada kandung kemih. Jika berkombinasi dengan asam sianurat (cyanuric acid), yang bisa juga ada dalam bubuk melamin, melamin dapat membentuk kristal yang bisa membentuk batu ginjal.
Kristal-kristal kecil ini dapat juga menutup saluran-saluran kecil di ginjal yang dapat menghentikan produksi urin sehingga menyebabkan kegagalan ginjal, dan pada beberapa kasus bisa terjadi kematian. Pada beberapa kasus melamin juga diketahui memiliki efek karsinogenik terhadap hewan eksperimen, meskipun belum ada bukti cukup tentang ini pada manusia.

31

Tanda-tanda keracunan melamin:
Iritasi, darah dalam urin, urin sedikit atau malah tidak ada sama sekali, infeksi ginjal, tekanan darah tinggi.






35
BAB III
PENUTUP

III. 1 KESIMPULAN
Untuk mempertahankan hidupnya, manusia tidak lepas dari makanan. Guna makanan untuk mendapatkan energi, memperbaiki sel-sel yang rusak, pertumbuhan, menjaga suhu dan menjaga agar badan tidak terserang penyakit, makanan yang bergizi merupakan makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Oleh karena itu, kita memerlukan zat aditif.
Zat aditif pada makanan adalah zat yang ditambahkan dan dicampurkan dalam pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Jenis¬-jenis zat aditif antara lain pewarna, penyedap rasa, penambah aroma, pemanis, pengawet, pengemulsi dan pemutih.


36

Zat aditif pada makanan ada yang berasal dari alam dan ada yang buatan (sintetik). Untuk zat aditif alami tidak banyak menyebabkan efek samping. Lain halnya dengan zat aditif sintetik.
Salah satunya adalah Formalin yang digunakan sebagai zat pengawet agar produk olahan tersebut tidak lekas busuk/terjauh dari mikroorganisme. Penyalahgunaan formalin membuka kacamata masyarakat untuk bersifat proaktif dalam memilah-milah mana zat aditif yang dapat dikonsumsi dan mana yang berbahaya.









37

III. 2 SARAN
Diharapkan masyarakat akan dapat lebih cerdas dalam penggunaan dosis atau takaran dari penggunaan zat aditif dan dapat mengetahui zat-zat aditif mana saja yang dapat dikonsumsi dan zat mana saja yang berbahaya bagi manusia.













38

DAFTAR PUSTAKA


asam benzoat12-03-2009Ditulis oleh Achmad Lutfi
.org pada 19-05-2009Zat apa di balik penyedap makanan ? http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/asam-benzoat/

Awass!! Pewarna Buatan sangat Berbahaya ctella. 2008.
Februari 28, OLEH

anonym. 2006. pengertian Zat Kimia. http://www.scribd.com/doc/24164532/pengertian-zat-aditif-makanan?autodown=pdf

http://medicastore.com/penyakit/470/Keracunan_Bahan_Kimia_Dalam_Makanan.html

http://www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1102823295&1
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/zat_zat_berbahaya_dalam_produk_produk_cina_bagian_2/



Redaksi chem-is-try. 2009. Melamin pada Produk Makanan. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_pangan/melamin-dalam-produk-makanan/

http://bikin.web.id/tag/kimia-makanan/
Masdin Mursaha . 2009. Zat Aditif Makanan Mempromosikan Regenerasi Jaringan. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_pangan/ Zat aditif makanan mempromosikan regenerasi jaringan /

Zat Aditif pada Makanan
Kata Kunci: ADI, BPM, makanan, Zat Aditif
Ditulis oleh Achmad Lutfi pada 12-03-2009
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/zat-aditif-pada-makanan/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MOTIVASI DAN KONDISI

II. 1 Pengertian Motivasi

Kata motivasi adalah berasal Bahasa Inggris yaitu “Motivation“. Berasal dari “Motive” yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia kepada motif, yakni bermaksud tujuan. Dalam bahasa latin yaitu “movere” yang berarti menggerakkan. Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku. Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Energi pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul.
Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain.
Pengertian motivasi menurut Para ahli
Menurut Kartini Kartono motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
Menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Menurut Hasyim Ali motivasi adalah apa yang menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu atau sekurang-kurangnya mengembangkan sesuatu kecenderungan perilaku tertentu, yang dapat dipicu oleh rangsangan luar, atau yang lahir dari dalam diri orang itu sendiri.”
Menurut Sardiman A.M Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi itu dapat dirangkai oleh faktor dari luar tetapi motivasi adalah tumbuh di dalam diri seseorang.



II. 2 Jenis dan Sumber Motivasi

Jenis Motivasi antara lain:
a) Motivasi yang tumbuh di dalam diri seseorang tanpa adanya rangsangan dari luar disebut motivasi intrinsik. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
b) Motivasi yang tumbuh di luar diri seseorang disebut motivasi ekstrinsik yang harus diciptakan dan diarahkan supaya dapat membantu tumbuhnya motivasi internal. Misalnya pemberian pujian, pemberian hadiah dan lain-lain. Motivasi ini berasal dari orang lain atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.
Pemenuhan kebutuhan dimulai dari tingkat yang paling dasar dan secara hirarkis menuju kepada kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow, menurut Maslow jika kebutuhan yang lebih rendah tingkatannya telah dipenuhi, maka kebutuhan yang berada di tingkatan atasnya akan muncul dan minta dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan yang menuntut pemenuhan tersebut dipandang sebagai motivator akrif. Sementara kebutuhan di tingkatan atasnya menjadi strongest need. Oleh karena itu, kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut secara berjenjang dan secara terus-menerus minta dipenuhi.
Menurut Maslow, ada lima kebutuhan dasar manusia. Kelima kebutuhan tersebut adalah :
1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs),
2. Kebutuhan keamanan dan rasa terjamin (safety or security needs),
3. Kebutuhan sosial (sosial needs),
4. Kebutuhan ego (esteem needs),
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self_actualization).
Kebutuhan-kebutuhan tersebut menurut Maslow harus terpenuhi, sebab kebutuhan yang telah lama tidak terpenuhi, tidak dapat menjadi active motivator. Jika kebutuhan tersebut terblokade dan tidak dapat menjadi active motivator, maka usaha manusia hanya bertahan pada level sebelumnya, dan tidak ada peningkatan. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan merupakan hal penting untuk meningkatkan motivasi seseorang termasuk dalam konteks motivasi belajar. Seseorang yang lama kebutuhannya tidak terpenuhi, bisa menjadi penyebab timbulnya sikap-sikap destruktif, menentang, dan bahkan frustasi.
Terhadap teori Maslow ini tentu saja tidak sepenuhnya benar, bahwa pemenuhan kebutuhan harus hirarkis sehingga seseorang tidak bisa melakukan aktualisasi diri sebelum esteem needs dan kebutuhan lainnya terpenuhi. Dalam prakteknya tidak sedikit orang termotivasi melakukan sesuatu yang konstruktif (aktualisasi diri) meski kebutuhan-kebutuhan sebelumnya belum terpenuhi.

II. 3 Peran Motivasi dan Cara Meningkatkan Motivasi

Peran motivasi antara lain:
Motivasi Sebagai Pengarah Tujuan dan Penggerak Tindakan
Perkataan motivasi adalah bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa juga yang diinginkannya sama ada secara negatif atau positif.
Jadi, motivasi adalah sesuatu yang menggerak dan mengarahkan seseorang dalam tindakan-tindakannya baik secara negatif atau positif.
Motivasi Sebagai Pendorong
Sebuah wawasan, cita-cita, impian, keinginan atau keperluan seseorang itu merupakan pendorong utama yang menggerakkan usaha bersungguh-sungguh untuk mencapai apa yang dituju. Dengan tujuan yang besar dan lebih penting itu, maka lebih kuatlah pula dorongan atau motivasi seseorang itu untuk berusaha bagi mencapai tujuan yang dicita-citakan itu.
Jadi, motivasi adalah suatu bentuk dorongan minat dan hati yang menjadi penggerak utama seseorang, sebuah keluarga atau organisasi untuk mencapai apa juga yang diinginkan.
Motivasi Sebagai Tahap Kesungguhan
Motivasi adalah tahap kesungguhan dan tempoh keterusan seseorang, berusaha untuk mencapai tujuan atau matlamat.
Motivasi Sebagai Stimulator
Motivasi adalah stimulasi atau semangat akibat rangsangan atau keinginan terhadap sesuatu yang benar-benar diingini.
Motivasi Sebagai Pemangkin Keberanian
Apabila kita benar-benar menginginkan sesuatu, ketakutan atau kemalasan menjadi perkara kedua. Sedangkan mencapai keinginan besar akan menjadi perkara utama; keberanian, kerajinan dan ketekunan akan timbul.
Jadi, motivasi adalah suatu mangkin yang menimbul dan menyeramakkan keinginan, keberanian dan kesungguhan untuk mencapai sesuatu matlamat mencabar yang benar-benar diingini serta diyakini boleh dicapai / perolehi.
Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapapun juga yang menginginkn semangat untuk motivasi belajar dapat termotivasi.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi belajar seseorang antara lain:
Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar. Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kitapun gemar belajar.
Belajar apapun. Maksudnya adalah belajar secara formal dan nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, belajar berwirausaha, dan lain-lain sebagainya.
Belajar dari internet. Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Banayak cara untuk belajar dari internet misalnya dengan mengikuti milis. Milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri.
Bergaullah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif. Ada orang yang selalu terlihat optimis meski mempunyai banyak masalah. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada salam komunitas seperti itu dan sebaliknya.
Cari motivator. Kadang-kadang, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya teman, pacar, ataupun pasang hidup. Andapun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/ komunitas yang dapat membantu mengarahkan atau memotivasi anda belajar dan meraih prestasi.
II. 4 Model Motivasi

Model motivasi ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh Keller dan Kopp (1987). Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan itu. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan menjadi empat komponen. Keempat komponen model pembelajaran itu adalah attention, relevance, confidence dan satisfaction dengan akronim ARCS (Keller dan Kopp, 1987: 289-319).
Model ARCS mengenal pasti empat komponen strategi yang penting untuk memotivasikan instruksi:
Attention / Perhatian - strategi untuk merangsang dan mengekalkan rasa ingin tahu dan minat. Rasa ingin tahu seseorang dirangsang melalui elemen-elemen yang baru, dan kompleks.
Relevance / Perkaitan - strategi untuk menghubungkan keperluan, minat dan motif pelajar. Relevance menunjukkan adanya hubungan antara materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa.
Confidence / Keyakinan - strategi untuk membantu pelajar membangunkan jangkaan positif untuk kejayaan pencapaian pembelajaran. Motivasi meningkat sejalan dengan meningkatnya keyakinan untuk berhasil; dan
Satisfaction / Kepuasan - strategi untuk membekalkan pengukuhan ekstrinsik dan instrinsik. Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan, siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa.

II. 5 Kondisi Belajar

Kondisi Belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Kondisi belajar juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dialami siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Menurut Gagne kondisi belajar ada dua, yaitu:
• Kondisi internal, kemampuan yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru.
• Kondisi eksternal, situasi perangsang di luar diri si belajar dan kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk tiap kasus.
Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Definisi yang lain tentang kondisi belajar adalah suatu keadaan yang mana terjadi aktifitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan mental. Kondisi belajar juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dialami siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Gagne dalam bukunya “condition of lerning” (1977) menyatakan “The occurence of learning is inferred from a difference in human being’s performance before and after being placed in a learning situation”. Dengan kata lain ia menyatakan bahwa kondisi belajar adalah suatu situasi belajar (learning situation) yang dapat menghasilkan perubahan perilaku (performance) pada seseorang setelah ia ditempakan pada situasi tersebut.
Kondisi belajar adalah suatu bentuk belajar di mana kesanggupan untuk berrespon terhadap rangsangan tertentu dapat dipindahkan pada rangsangan yang lain. (Edward, 1973). Kondisi belajar berupa keadaan eksternal dan internal yang mempengaruhi belajar.

II. 6 Kondisi Belajar Eksternal

Selain faktor internal, faktor-faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, kondisi belajar eksternal yang memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
1) Lingkungan sosial
Yang dimaksud faktor sosial disini adalah faktor manusia, baik manusia itu hadir pada saat terjadi proses belajar maupun tidak hadir. Kehadiran sesorang dapat menggangu kawannya yang sedang belajar, misalnya seorang siswa yang menggangu kawan lainnya yang sedang mengerjakan tugas latihan dikelas sehingga siswa tersebut menggangu kawannya yang sedang mengerjakan tugas latihan. Dibagi menjadi:
a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik disekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
Interaksi Guru dan Murid
Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara rutin akan menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar.
Hubungan Antar Murid
Guru yang kurang bisa mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan mengetahui bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat.
Cara Penyajian Bahan Pelajaran
Guru yang hanya bisa mengajar dengan metode ceramah saja, membuat siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif, adalah guru yang berani mencoba metode-metode baru, yang dapat membantu dalam meningkatkan kondisi belajar siswa.
b) Lingkungan sosial masyarakat.
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya.
Teman Bergaul
Pergaulan dan teman sepermainan sangat dibutuhkan dalam membuat dan membentuk kepribadian dan sosialisasi anak.
Pola Hidup Lingkungan
Pola hidup tetangga yang berada di sekitar rumah di mana anak itu berada, punya pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kegiatan Dalam Masyarakat
Kegiatan dalam masyarakat dapat berupa karang taruna, menari, olah raga, dan lain sebagainya. Bila kegiatan tersebut dilakukan secara berlebihan, tentu akan menghambat kegiatan belajar.
Mass Media
Mass media adalah sebagai salah satu faktor penghambat dalam belajar.

c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaankeluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
Orang Tua
Dalam kegiatan belajar, seorang anak perlu diberi dorongan dan pengertian dari orang tua.
Suasana Rumah
Hubungan antar anggota keluarga yang kurang harmonis, akan menimbulkan suasana kaku, dan tegang dalam keluarga, yang menyebabkan anak kurang bersemangat untuk belajar.
Kemampuan Ekonomi Keluarga
Hasil belajar yang baik, tidak dapat diperoleh hanya dengan mengandalkan keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru di depan kelas, tetapi membutuhkan juga alat-alat yang memadai seperti buku, pensil, pena, peta, bahkan buku bacaan.
Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan dan kebiasaan dalam keluarga, akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar.

1) Lingkungan non sosial.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah;
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dantenang. Lingkungan alamiah tersebut mmerupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, bukupanduan, silabi dan lain sebagainya.
c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikandengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang postif terhadap aktivitas belajr siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan konsdisi siswa.

II. 7 Hubungan Kondisi Belajar Eksternal dengan Motivasi

Motivasi merupakan daya pendorong peserta didik untuk belajar, tanpa motivasi dalam diri, seseorang tidak akan mendapat hasil belajar yang maksimal bila tidak ada kemauan awal untuk belajar dari dalam diri. Bukan hanya dari dalam diri saja motivasi dapat timbul, melainkan dapat juga dipengaruhi oleh berbagai faktor pendorong yang meningkatkan motivasi belajar seseorang. Kondisi belajar internal memang sangat menentukan motivasi belajar peserta didik, namun bukan berarti kondisi belajar eksternal tidak mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Kondisi belajar eksternal ini meliputi lingkungan sosial dan nonsosial. Kondisi lingkungan sosial ini mencakup interaksi antara peserta didik dengan orang lain di sekitarnya. Dalam proses pembelajaran apapun tidak akan pernah lepas dari proses interaksi, oleh karena itu kondisi lingkungan eksternal ini juga sangat menentukan tingkat motivasi peserta didik untuk belajar. Sedangkan lingkungan nonsosial mencakup segala hal di luar hubungan peserta didik dengan manusia. Dalam hal ini lingkungan nonsosial yang termasuk diantaranya adalah sarana dan prasarana belajar, materi pelajaran, dan kondisi lingkungan sekitar peserta didik saat proses pembelajaran atau dalam kehidupan sehari-hari.
Lingkungan sosial peserta didik tidak lepas dari lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dalam lingkungan sekolah interaksi peserta didik dengan guru, teman sebaya, dan teknik penyampaian materi pelajaran sangat mempengaruhi motivasi peserta didik untuk belajar. Bila seorang peserta didik sedang mengalami masalah dengan temannya di sekolah, ia cenderung untuk menghindar dan otomatis hal ini akan menurunkan motivasi belajar ia di sekolah. Begitu pula hubungan dengan gurunya, ada peserta didik yang sangat suka dengan gaya seorang guru dalam suatu mata pelajaran atau sikap beliau yang sangat bersahabat pada muridnya, sehingga saat pelajaran beliau ia sangat bersemangat untuk belajar. Hal ini membuktikan bahwa motivasi anak meningkat karena ada ketertarikan peserta didik untuk belajar karena gurunya. Biasanya, hal ini tidak jauh dengan bagaimana cara atau teknik seorang guru untuk menyampaikan materi pelajarannya terhadap peserta didik. Jika para peserta didik merasa nyaman dengan teknik guru itu yang menyampaikan meteri dengan jelas dan dengan berbagai metode pengajaran sehingga mereka tidak bosan untuk engikuti pelajarannya dan akhirnya motivasi mereka untuk mengikuti pelajaran pun semakin meningkat. Atau sebaliknya, apabila seorang guru cenderung menyamapaikan meteri pelajaran hanya dengan satu metode misalnya metode ceramah saja atau diskusi saja, maka para peserta didik pasti merasa bosan. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi mereka menurun karena tidak ada semangat untuk mengikuti pelajarannya.
Lingkungan sosial masyarakat mencakup teman pergaulan, media massa, kegiatan dalam masyarakat, dan pola hidup masyarakat. Temen adalah pendorong tapi bisa juga sebagai penghambat belajar. Motivasi seseorang dapat meningkat karena pergaulannya dengan teman-teman yang baik karena mengajak senantiasa belajar bersama atau kegiatan belajar lainnya yang bermanfaat, tetapi motivasi dapat juga menurun karena ajakan-ajakan dari teman pergaulannya untuk menyarankan agar tidak belajar. Seorang peserta didik umumnya sangat dipengaruhi oleh teman sebayanya, sehingga pengaruhnya sangatlah besar terhadap perkembangannya. Sedangkan kegiatan gotong-royong atau kegiatan lainnya dalam masyarakat memang sangat baik dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Namun, bila berlebihan para peserta didik akan kehilangan banyak waktu untuk belajar, mereka cenderung akan kelelahan dan akhirnya motivasi belajar mereka akan menurun walaupun tidak signifikan dan tergantung kondisi fisik peserta didik itu sendiri. Yang terpenting dan sangat mempengaruhi motivasi belajar saat ini adalah pengaruh media massa. Umumnya anak-anak sangat menyukai program televise dan bila sudah terbiasa mereka akan sulit untuk melepas atau mengurangi kebiasaan untuk menonton televise. Hal ini akan sangat berakibat buruk dengan proses belajar, karena mereka cenderung tidak focus akibat ketergantungan dengan televise tersebut. Pikiran mereka akan lebih tertuju pada televise sehingga motivasi mereka untuk belajar akan menurun.
Lingkungan keluarga tidak jauh pentingnya dengan lingkungan sekolah. Kondisi lingkungan keluarga justru lebih penting karena sebagian besar waktu peserta didik dihabiskan bersama keluarga. Lingkungan sosial ini mencakup orang tua, suasana rumah, dan kebudayaan dalam keluarga. Dalam kegiatan belajar, seorang anak perlu diberi dorongan dan pengertian dari orang tua. Orang tua yang sibuk bekerja cenderung memiliki anak yang senantiasa membuat keonaran, karena sesungguhnya mereka sangat membutuhkan perhatian dari orang tuanya. Dalam keadaan ini, umumnya anak tersebut kurang termotivasi untuk belajar karena tidak mendapat dorongan dari orang tuanya untuk belajar. Suasana di rumah pun sangat mempengaruhi motivasi belajar anak. Hubungan antar anggota keluarga yang kurang harmonis, akan menimbulkan suasana kaku, dan tegang dalam keluarga, yang menyebabkan anak kurang bersemangat untuk belajar. Dan sebaliknya, bila hubungan anatar anggota keluarga berjalan sangat harmonis, anak akan merasa sangat nyaman dan sangat termotivasi untuk belajar karena dukungan dan semangat dari keluarganya. Namun, hasil belajar yang baik, tidak dapat diperoleh hanya dengan mengandalkan keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru di depan kelas, tetapi membutuhkan juga alat-alat yang memadai seperti buku, pensil, pena, peta, bahkan buku bacaan. Sehingga kemampuan ekonomi keluarga pun cukup ikut serta mempengaruhi di dalamnya. Selain itu, kebudayaan yang menjadi kebiasaan dalam keluarga dapat memberikan dampak positif ataupun negative untuk motivasi belajar anak.
Adapun kondisi lingkungan nonsosial meliputi lingkungan alamiah, sarana dan prasarana (instrumental) dan materi pelajaran. Seorang peserta didik senantiasa membutuhkan suasana baru saat proses pembelajaran. Seorang anak cenderung bosan bila proses pembelajaran hanya meliputi daerah sekolah saja. Mereka lebih menuntut untuk belajar diluar kelas ataupun luat sekolah. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Namun, perlu diperhatiokan pula keadaan lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang nyaman dengan kebersihan terjaga, udara yang segar, dan suasana yang sejuk akan lebih meningkatkan motivasi mereka untuk belajar. Selain itu dalam proses pembelajaran tidak lepas dari kelengkapan sarana dan prasarana belajar di sekolah. Semakin lengkap sarana dan prasarana tersebut, maka semakin meningkat pula motivasi peserta didik untuk belajr. Lagi pula dengan ketidaklengkapan sarana dapat menghambat proses pembelajaran. Setelah dijelaskan mengenai pengaruh teknik guru dalam pembelajaran sebelumnya, hal lain yang sangat berhubungan adalah mengenai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Motivasi peserta didik dapat menurun akibat ketidaksukaannya terhadap materi pelajaran tertentu. Misalnya seorang atau beberapa peserta sisik sangat tidak menyukai pelajaran fisika, sehingga saat pelajaran fisika tiba mereka cenderung untuk menghindar dari pelajaran tersebut dan tidak mengerjakan tugas, tidak memperhatikan guru fisika saat menjelaskan atau yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi mereka untuk belajar fisika menurun, lain halnya saat pelajaran bahasa Inggris. Karena mereka sangat menyukai pelajaran tersebut, maka mereka cenderung senantiasa hadir, menyelesaikan tugasnya dengan baik, dan bersemangat saat pelajarannya tiba. Hal ini menunjukkan ketertarikan peserta didik dalam suatu mata pelajaran sangat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik itu sendiri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

WELCOME TO MY WEB

SEMOGA BERMANFAAT...!!!